Home » Alasan IKN Sepi Investor, Dugaan Kebobolan Data BKPM , dan Cuaca Ekstrem Saat Kemarau dalam Top 3 Tekno
Asia Economy Global News Indonesia News Op-ed Politics

Alasan IKN Sepi Investor, Dugaan Kebobolan Data BKPM , dan Cuaca Ekstrem Saat Kemarau dalam Top 3 Tekno


Top 3 Tekno Berita Terkini, Selasa, 23 Juli 2024, diawali dengan artikel tentang proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) yang belum bisa menarik minat investor asing hingga saat ini. Profesor ekonomi di Universitas Airlangga (Unair), Rossanto Dwi Handoyo, menyebutkan beberapa kemungkinan penyebabnya, salah satunya political will yang belum kuat.

Berita selanjutnya mengenai data berisikan proyek investasi dan izin usaha milik Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang diduga bocor ke dark web pada Ahad, 21 Juli 2024. Insiden ini dilaporkan oleh akun media sosial X, @FalconFeedsio. Akun ini juga mengabarkan soal pembobolan data pribadi mahasiswa di Universitas Indonesia (UI).

Seterusnya ada Pakar Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Soenardi, yang menjelaskan beberapa fenomena pemicu cuaca ekstrem di musim kemarau. Salah satu kondisi yang bisa memicu hujan lebat di tengah musim kering adalah siklon tropis.

Megaproyek IKN sampai saat ini belum mendapat investor asing sekalipun sederet janji insentif telah diumbar oleh pemerintah. Profesor bidang ekonomi di Unair, Rossanto Dwi Handoyo, mengatakan ada banyak faktor yang diperhitungkan oleh investor sebelum menanamkan modal di proyek sebesar IKN. “Tidak hanya faktor ekonomi, tapi juga political will dari pemerintahnya,” katanya melalui keterangan tertulis, Senin 22 Juli 2024.

Menurut dia, transformasi dan migrasi ibu kota dari Jakarta ke IKN masih belum jelas. Peluang bisnis di IKN bakal terbatas jika yang pindah hanya Presiden Joko Widodo dan aparatur sipil negara (ASN). Peluang menarik investor lebih besar jika masyarakat umum ikut pindah ke IKN.

Data berisikan proyek investasi dan izin usaha milik BKPM diduga telah bocor ke dark web. Data tersebut mencakup 11.000 catatan proyek investasi dan 8.000 catatan izin usaha, serta informasi dari National Single Window for Investment (NSWI),” begitu cuit akun X @FalconFeedsio pada 22 Juli 2024.

Insiden ini hanya berselang empat hari setelah kebocoran data milik Universitas Indonesia (UI) yang menyasar identitas pribadi mahasiswanya juga. Akun @FalconFeedsio dulu juga membeberkan informasi ihwal peretasan Pusat Data Nasional Sementara atau PDNS 2 Surabaya.

Pengamat Meteorologi dan Geofisika Madya dari BMKG, Soenardi, mengatakan perubahan cuaca di Indonesia dipengaruhi oleh segudang fenomena iklim. Fenomena ini turut meningkatkan potensi kebencanaan, mulai dari longsor, banjir, angin kencang, kebakaran, hingga gelombang tinggi.

Sejak bulan ini hingga September nanti, kata Soenardi, sebagian besar wilayah Indonesia memasuki musim kemarau. Iklim yang cenderung kering ini berpotensi memicu cuaca ekstrem, terutama di wilayah utara Indonesia, mulai dari Sumatera, Kalimantan, Jawa bagian utara, hingga Sulawesi. “Kita akan menjumpai cuaca ekstrem di musim kemarau akibat siklon tropis.”

Sumber

Translate