Gunung es raksasa ‘A23a’ di Antartika terpantau makin menipis karena terkena air laut yang makin panas.
Hal itu dikatakan oleh Dr Anne Braakmann-Folgmann dari Universitas Tromso. Folgmann mengatakan gunung es yang menipis tersebut terlihat dari pantauan satelit Altimetri seperti Cyrosat-2 yang mengukur jarak ke permukaan laut.
Dengan satelit tersebut, bisa terpantau ketebalan gunung es dari luar angkasa.
“Satelit memungkinkan kita menyaksikan gunung es menipis karena terkena air laut yang lebih hangat,” ungkapnya dilansir BBC News, dikutip Minggu (17/12/2023).
Data CyroSat sendiri menunjukkan salah satu bagian tertentu pada gunung es A23a yang mana pada tahun 2018 memiliki bagian gunung es yang terendam hampir 350 meter.
“Ini kemungkinan merupakan ekspresi permukaan dari kerusakan yang disebabkan ketika A23a menghantam dasar laut,” kata Prof Andrew Shepherd, dari Universitas Northumbria dan Pusat Pengamatan dan Pemodelan Kutub (CPOM) Dewan Penelitian Lingkungan Alam.
Pada tahun-tahun berikutnya, A23a secara bertahap kehilangan massa hingga akhirnya terbagi menjadi bagian-bagian dan mulai bergerak.
“Selama dekade terakhir, kita telah melihat penurunan ketebalan yang stabil sebesar 2,5 juta per tahun,” jelas Dr Andy Ridout, peneliti senior CPOM dari University College London.
Adapun, A23a kini telah mencapai ujung Semenanjung Antartika, tempat berkumpulnya berbagai aliran air berarus deras yang berputar searah jarum jam mengelilingi benua.
Namun diperkirakan akan mengambil jalur yang disebut “gang gunung es” yang mengarah ke wilayah luar negeri Inggris di Georgia Selatan.
Sumber : CNBC