Home » Obat Tradisional Ilegal Asal Indonesia Merambah ke Luar Negeri, Remaja Jepang Ikut Terdampak
Asia Featured Global News health Indonesia News

Obat Tradisional Ilegal Asal Indonesia Merambah ke Luar Negeri, Remaja Jepang Ikut Terdampak

Peredaran jamu obat ilegal buatan Indonesia merambah ke luar negeri. Akibatnya, remaja Jepang mengalami gangguan hormon usai meminum jamu Tea Black yang mengandung bahan kimia obat (BKO).

Plt Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik BPOM, Reni Indriani membeberkan temuan ini bermula dari laporan tenaga Kesehatan di Jepang soal adanya remaja 13 tahun peminum jamu yang ternyata mengandung Deksametason itu.

“Kasus itu baru kami terima, 10 hari terakhir. Kejadian bermula dari laporan tenaga kesehatan setempat. Hasil pengujian menunjukkan produk tersebut positif mengandung deksametason,” ujar Reni saat Rapat Koordinasi Pengawasan dan Penindakan Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat, di Kota Semarang, Kamis (3/8/2023).

Ia menjelaskan, temuan ini masih didalami oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) BPOM, Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, dan instansi lainnya. “Pemerintah Indonesia, telah menerima laporan dari otoritas negara Jepang terkait temuan produk asal Indonesia tersebut,” lanjutnya. Selain di Jepang, pihaknya mendapati peredaran obat tradisional berbahaya dari Indonesia juga hampir beredar di Uzbekistan.

Untungnya, upaya pengiriman 5 ton obat ilegal itu berhasil digagalkan BPOM bersama Bea Cukai di kargo Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Juli ini. “Kegiatan produksi dan peredaran obat tradisional mengandung BKO tidak hanya merugikan kesehatan masyarakat tetapi juga membuat iklim usaha tidak sehat, bahkan dapat mencoreng citra produk obat tradisional di mata dunia,” tegas dia. Reni mengungkapkan selama 3 tahun terakhir, BPOM telah menyita 2,5 juta pieces obat tradisional BKO/Tanpa Izin Edar (TIE) dengan nilai keekonomian sekitar Rp 49,5 miliar. “Temuan obat atau jamu ilegal itu ada di Jateng juga terjadi di Sumatra Utara, Banten, Jawa Barat hingga Jawa Timur,” sebut dia. Berkaca dari temuan itu, pohaknya mengajak masyarakat ikut mengawasi.

Bukan justru tergiur dengan janji janji khasiat obat ilegal yang sejatinya merusak tubuh secara perlahan. “Ada tren back to nature, juga tren temuan klaim untuk menambah stamina pria, pelangsing, mengobati batuk pilek, pegal linu dan persepsi memberikan manfaat instan, cespleng, tokcer. Padahal efeknya bisa gagal ginjal, jantung dan jangka panjangnya kanker,” tandasnya.

Sumber : Kompas

Translate