Tim penyelamat Indonesia meningkatkan upaya mereka Kamis untuk menyelamatkan delapan penambang yang terjebak di lubang di area penambangan ilegal sejak Selasa malam.
Tim SAR gabungan berpacu dengan waktu saat mereka membawa enam mesin pompa air submersible yang lebih besar untuk menyedot air keluar dari lubang, dan mencoba menutup lubang tempat air merembes masuk dari cekungan air tanah. Pompa yang lebih kecil yang digunakan Rabu gagal menurunkan permukaan air.
“Kami akan melakukan pendataan lebih lanjut ketika pintu masuk air sudah ditutup dan genangan sudah kering,” kata Adah Sudarsa, Kepala SAR setempat, dalam keterangannya.
Kedelapan pekerja itu terjebak dalam lubang tambang sedalam 60 meter di pulau utama Indonesia, Jawa, setelah air tiba-tiba menggenangi area penambangan beberapa jam setelah mereka memasuki lubang.
Seorang penambang yang berada di luar lubang di Kabupaten Banyumas melihat air menggenang di lubang di dekatnya dan meminta delapan pekerja untuk keluar. Pekerja lain kemudian memeriksa dan melihat para penambang masih berada di dalam lubang yang banjir. Mereka berusaha menyedot air menggunakan pompa air namun air belum juga surut, kata Kabid Humas Polda Jateng Stefanus Satake Bayu Setianto dalam keterangan tertulisnya, menambahkan kawasan tambang emas tersebut belum memiliki izin.
Tanah longsor, banjir, dan runtuhnya terowongan adalah beberapa bahaya lain yang dihadapi para penambang di Indonesia, di mana terdapat operasi penambangan kecil yang tidak resmi dan seringkali tanpa izin. Sebagian besar pemrosesan bijih emas melibatkan merkuri dan sianida yang sangat beracun dan para pekerja seringkali menggunakan sedikit atau tanpa perlindungan sama sekali.
Sepuluh penambang tewas dalam ledakan tambang batu bara di provinsi Sumatera Barat pada bulan Desember. Pada Februari 2019, lebih dari 40 orang tewas setelah struktur kayu darurat di tambang emas ilegal di Provinsi Sulawesi Utara runtuh akibat tanah longsor dan banyaknya lubang tambang.
Sumber: Arab News