Home ยป Konsumsi Ternak Mati Picu 93 Warga Gunungkidul Positif Antraks
Asia Business Defence Education Featured Global News health human Right Indonesia Lifestyle

Konsumsi Ternak Mati Picu 93 Warga Gunungkidul Positif Antraks


Penyebaran kasus antraks kembali ditemukan di Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta. Dari 125 sampel yang diperiksa, 93 orang positif antraks.
Penyebaran penyakit terungkap ketika seorang warga Semanu meninggal karena antraks. Dari hasil investigasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, pasien sempat menyembelih dan mengonsumsi sapi yang mati karena sakit.

“Dari penelusuran ternyata awalnya karena ada kematian hewan karena sakit lalu disembelih dan dikonsumsi oleh masyarakat,” tutur Kadinkes Kabupaten Gunungkidul Dewi Irawati.

Penularan antraks di Gunungkidul ini memicu kematian tiga orang warga. Virus antraks kerap menyebabkan sakit pada sapi yang membuat ternak mati mendadak.

Menanggapi kasus yang terjadi di Gunungkidul, Prof Tjandra Yoga Aditama, Guru Besar FK Universitas Indonesia menjelaskan kasus antraks pada manusia kerap terjadi karena ketidaktahuan warga akan risiko mengonsumsi daging ternak yang mati mendadak.

“Penularan antraks dari binatang yang sakit yang lalu malahan dipotong dan dikonsumsi manusia, sesuatu yang perlu terus diberi pemahaman ke masyarakat luas agar jangan terus berulang,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (5/7/2023).

Antraks merupakan penyakit hewan menular yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Antraks umumnya menyerang hewan herbivora seperti sapi, kambing, domba, dan lainnya serta dapat menular ke manusia.

Penyakit ini bersifat zoonosis yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Bakteri penyebab antraks, apabila terpapar udara, akan membentuk spora yang sangat resisten terhadap kondisi lingkungan dan bahan kimia termasuk desinfektan tertentu dan dapat bertahan di dalam tanah sehingga kadang-kadang antraks juga disebut ‘penyakit tanah’.

“Karena antraks adalah zoonosis dan bahkan juga ada di tanah, maka penanganannya harus melalui pendekatan One Health, yang merupakan kerja bersama kesehatan manusia, kesehatan hewan dan kesehatan lingkungan,” jelas Prof Tjandra.

Upaya penanganan yang dapat dilakukan apabila terjadi kasus antraks antara lain tidak mengonsumsi hewan ternak yang sakit atau mati mendadak. Hewan yang mati karena antraks agar segera dikubur dalam tanah minimal sedalam 2 meter.

Source: detikhealth

Translate