Hiruk pikuk politik tanah air beberapa waktu belakangan terus menjadi topik utama perbincangan masyarakat. Utamanya berkaitan dengan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden 2024-2029.
Namun demikian, tidak banyak hasil survei yang menunjukkan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin sebagai salah satu sosok yang dijagokan sebagai bacapres maupun bacawapres.
Dalam survei nasional Indikator Politik Indonesia periode 11-17 April 2023, nama Kiai Ma’ruf tidak masuk 10 besar bacapres yang dipilih responden dalam simulasi 20 nama semi terbuka. Kiai Ma’ruf berada di urutan 13 dengan perolehan suara 0,5%. Sedangkan tiga teratas diisi Ganjar Pranowo (27,5%), Prabowo Subianto (25,1%), dan Anies Baswedan (18,8%).
Kemudian untuk simulasi 20 nama semi terbuka, 10 nama semi terbuka, hingga 3 nama terbuka, nama Kiai Ma’ruf tidak ada sama sekali.
Untuk sosok yang paling pantas sebagai bacawapres (simulasi 19 nama semi terbuka, simulasi 9 nama terbuka, dan simulasi 5 nama terbuka), nama Kiai Ma’ruf juga tak ada sama sekali.
Pun dalam survei Kompas periode 25 Januari-4 Februari 2023, nama Kiai Ma’ruf tidak ada dalam capres alternatif selain Ganjar, Prabowo, dan Anies. Pun dari 10 tokoh politik yang dipandang layak menjadi cawapres bagi tiga capres teratas, yaitu Ganjar, Prabowo, dan Anies, nama Kiai Ma’ruf pun tak ada.
Direktur Eksekutif Poligov Muhammad Tri Andika juga menuturkan kalau nama Kiai Ma’ruf belum pernah terpotret dalam survei-survei yang dilakukan Poligov. Dia menilai hal tersebut kemungkinan disebabkan Kiai Ma’ruf pernah menyatakan tidak bersedia menjadi capres maupun cawapres dalam Pilpres 2024.
“Akan tetapi hal ini menarik untuk ditanyakan dalam survei berikutnya,” kata Tri Andika kepada CNBC Indonesia, Selasa (2/5/2023).
Namun demikian, dia mengatakan kalau Kiai Ma’ruf dapat menjadi salah satu opsi cawapres bagi capres yang sudah dideklarasikan. Tidak terkecuali bagi Ganjar.
“Karena beliau merupakan simbol NU,” ujar Tri Andika.
Padahal, menurut dia, selain sudah terbukti sukses mendampingi Jokowi dalam Pilpres 2019, tidak ada hambatan regulasi apapun bagi Kiai Ma’ruf untuk dicalonkan sebagai cawapres.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin menilai sangat wajar jika tidak ada nama Kiai Ma’ruf sebagai capres maupun cawapres dalam sejumlah survei. Sebab, yang bersangkutan sudah sepuh.
“Dan dalam konteks dinamika politik saat ini kan politik mengarah kepada pemilih muda, pemilih pemula. Dalam data BPS kurang lebih 54% pemilih 2024 nanti pemilih muda. Makanya nama Kiai Ma’ruf, nama wapres saat ini, tidak masuk dalam bursa capres maupun cawapres,” ujar Ujang kepada CNBC Indonesia, Selasa (2/5/2023).
“Jadi saya melihatnya ini dinamika yang rasional saja ya bahwa Pak Ma’ruf Amin tidak masuk dalam radar survei baik soal capres maupun cawapres. Pak Ma’ruf Amin dianggap tidak pas lagi, tidak cocok lagi menjadi capres maupun cawapres,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Ujang bilang kalau hal itu potret keinginan rakyat Indonesia ingin menempatkan Kiai Ma’ruf sebagai tokoh atau guru bangsa. Bukan sebagai capres maupun cawapres di Pilpres 2024.
“Dan hal itu positif dan bagus. Bukan berarti sekarang menjadi wapres lalu harus ada dalam survei sebagai capres maupun cawapres. Tapi kebutuhan rakyat kita, pemilih pemula meski menghadirkan regenerasi kepemimpinan, tokoh-tokoh muda yang potensial yang bisa bersaing dengan tokoh-tokoh senior, tokoh-tokoh tua,” kata Ujang.
Lebih lanjut, dia mengatakan kalau pada pilpres lalu, Kiai Ma’ruf dipilih karena memang dibutuhkan figur kiai, tokoh Islam, dan berlatar belakang NU untuk mendampingi Jokowi. Akan tetapi, dalam konteks Pilpres 2024, suasana psikologis dan sosiologisnya berbeda.
Sumber: cnbcindonesia